BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beberapa tentang kelahiran dan perkembangan Filsafat pada awal kelahiranya
tidak dapat di pisahkan dengan perkembangan (Ilmu) pengetahuan yang munculnya
pada
masa peradaban
kuno (masa yunani) makna kata Filsafat sendiri adalah cinta
Keahrifan, arti kata tersebut belum memperhatikan makna kata yang sebenarnya dari
kata
Filsafat, sebeb pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang
Filosof untuk
memperoleh Kearifan.
Aliran yang mengawali periode yunani klasik adalah Sofisme, kata Sofis
berarti
Arif
atau Pandai,yaitu
gelar
bagi
meraka yang
memiliki kearifan
dalam
menjalani kehidupan. Namun pada zaman ini, kata Sofis berkaitan
dengan orang yang
pandai
bicara, mempengaruhi oarng dengan
kepandaian
berdebat. Sofis
dalam gambaran yang
di berikan
para
tokoh aliran ini terlihat jahat dan tidak memilki moral. Namun mereka sebenarnya memiliki jasa yang lumayan besar dalam perkembangan Filsafat. Dan ada beberapa pendapat orang
terhadap aliran Sofisme yaitu ada yang menganggap
bahwa aliran Sofisme sebagai aliran yang merusak dunia Filsafat.
B.
Rumusan
Masalah
Setelah melihat pernyataan
diatas muncul pertanyaan
di benak
penulis yaitu
:
1.
Apakah
pengertian dari filsafat itu?
2.
Bagaimanakah
bentuk pengklasifikasiannya?
3.
Bagaimana pemikiran
Filsafat yunani klasik
yang di pelopori Sokrates, Plato dan Aristoteles?
C.
Tujuan
penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui dampahk
hadirnya Aliran Sofisme dalam Filosofi yunani.
2. Untuk
mengetahui bagaimana pemikiran Filsafat yunani klasik
yang di pelopori Socrates, Plato
dan
Aristoteles.
Dalam mencapai suatu tujuan tertentu maka diperlukan cara-cara tertentu atau metode tertentu dalam
hal
ini
yang perlu digunakan adalah pendekatan terhadap
objek. Metode ini sendiri
merupakan suatu
cara
atau
alat yang fungsinya
untuk mencapai tujuan dan metodeini harus relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini ialah metode deduktif, yaitu
menarik
kesimpulan dari peryataan umum menuju pernyataan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Filsafat
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa
Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab ﻓﻠﺴﻔﺔ , yang
juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata
majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta
dsb.) dan (sophia= "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya
adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut
dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan
aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah
disebut "filsuf".
Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah
problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa
"filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan
dan pemikiran manusia secara kritis.
B.
Klasifikasi filsafat
Filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah
geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi
menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama.
Menurut wilayah bisa dibagi menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan
“Filsafat Timur Tengah”. Sementara latar
belakang agama dibagi menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat Budha”, “Filsafat
Hindu”, dan “Filsafat Kristen”.
C.
Munculnya Filsafat
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani
semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar
mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di
Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya
tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf
ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru
Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat
bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato
belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah
filsafat. Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika,
republik, apologi, phaedo, dan krito.
D. Tokoh-Tokoh Filsuf Yunani Klasik
1. SOCRATES
a) Biografi
Gagasan penting: Metode Socrates, Ironi Socrates Mempengaruhi: Plato,Aristoteles, Aristippus, Antisthenes, Filosofi Barat
Socrates (470 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis
Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli
filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang
mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.
b) Riwayat Hidup
Socrates diperkirakan
lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone
mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete berprofesi sebagai
seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya berfilsafat dengan
metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang perempuan bernama Xantippe
dan dikaruniai tiga orang anak.
Secara historis
filsafat Socrates mengandung pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah
diketahui menuliskan buah pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran
Socrates pada dasarnya adalah berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone (430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal
diantaranya adalah Socrates dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan
nama gurunya itu sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan
mana gagasan Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan
melalui mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam
karya-karyanya sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.
Socrates dikenal
sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan
berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soalh filsafat. Dia
melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara
gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang lebih bijak dari Socrates.
Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut,
dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada
saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan.
Metode berfilsafatnya
inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang
bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya berfilsafat yang
membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan mendalam.
Dia selalu mengejar
definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang yang dianggapnya bijak
tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal melahirkan
definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut
berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya
tahu bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya
adalah tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya
inilah yang memunculkan rasa sakit hati terhadap Sokrates karena setelah
penyelidikan itu maka akan tampak bahwa mereka yang dianggap bijak oleh
masyarakat ternyata tidak mengetahui apa yang sesungguhnya mereka duga mereka
ketahui. Rasa sakit hati inilah yang nantinya akan berujung pada kematian
Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan resmi merusak generasi muda, sebuah
tuduhan yang sebenarnya dengan gampang dipatahkan melalui pembelaannya
sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato. Socrates pada akhirnya wafat
pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun sebagaimana keputusan
yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati
dan 220 menolaknya.
Socrates sebenarnya dapat
lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito, dengan bantuan para
sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada satu
"kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena.
Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya
Plato. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu
peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat di samping
peradilan Yesus Kristus.
c) Filosofi
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada
pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu
permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui
penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya.
Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan
sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah
sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang
manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis
di kemudian hari.
d) Pengaruh
Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran
Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu,
Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga
filsafat secara umum.
2. PLATO
a)
Biografi
Plato (plateau) dapat berarti dataran
tinggi (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah filsuf Yunani yang sangat berpengaruh, murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia,
"negeri") di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada
keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di
mana Socrates adalah peserta utama.
b)
Pemikiran Plato
Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah
ilmunya mengenaiide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada
dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya
merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga
mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai
"kebajikan" dan "kebenaran".
Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah
perumpaan tentang orang di gua. Ada yang berpendapat
bahwa Plato adalah filsuf terbesar dalam sejarah manusia. Semua karya falsafi
yang ditulis setelah Plato, hanya merupakan "catatan kaki"
karya-karyanya saja.
3. ARISTOTELES
Aristoteles menurut Raphael, dalam lukisan Sekolah
Athena(Akademia Athena) School of Athens. Aristoteles (Bahasa Yunani: Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia menulis berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika,metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi danzoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling
berpengaruh di pemikiran Barat.
a) Riwayat hidup
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia,Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas
dari Makedonia. Pada usia 17 tahun,
Aristoteles bergabung menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun.
Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah
Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia
kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi namaLyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus
kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami
Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut.
b) Pemikiran
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan
yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih
dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada
waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas
masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain
kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran,
dan Ilmu Alam.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan
kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan
keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang
bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin
tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak
dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang
dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan
sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai
penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang
kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa
Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih
dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun
demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi,
eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi
sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam
menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada.
Misalkan ada dua pernyataan (premis): Setiap manusia pasti akan mati (premis
mayor) Sokrates adalah manusa (premis minor) maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Sokrates pasti akan mati.
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari
bentuk demokrasi dan monarki. Karena luasnya lingkup karya-karya dari
Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis,
dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali
seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi
tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika
formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
c) Pengaruh
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang
dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal
(common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan
hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori
tersebut karena dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada
umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total
karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat
berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya.
Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan
oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi
oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja
dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika,
melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the
master of those who know", sebagaimana yang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat menurut bahasa berarti “pencinta
kebijaksanaan” dalam artian kontekstual filsafat adalah ilmu yang mempelajari
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.
Filsafat pertama kali muncul di Yunani karena di sana
tidak ada kasta pendeta sehingga masyarakat dapat lebih bebas mengutarakan
pemikirannya.
Perkembangan filsafat dapat di tinjau dari empat aspek
masa yaitu masa klasik yakni masa sebelum Socrates dan masa keemasan yang di
dalam masa keemasan ini terdapat tiga filosuf sukses yang menyumbangkan
pemikiran yang briliyan sehingga di kenal di berbagai negara sampai sekarang
yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles; kemudian masa pertengahan, masa modern,
dan masa kontemporer.
Socrates (470 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani. Cara berfilsafat beliau di kenal dengan filsafat metode kebidanan. Salah
satu stateman beliau adalah orang yang merasa dirinya tidak bijak maka dia
adalah orang yang bijak karena dia mengetahui kebijakan begitu juga sebaliknya.
Filsafat tersebutlah yang membuat para orang yang dianggap bijak di daerah
tersebut sakit hati dan kemudian menangkap Socrates yang akhirnya Sokrates di
hukum mati dengan cara meminum racun.
Plato (plateau) dapat berarti dataran
tinggi (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM). Pemikiran Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana.
Aristoteles (Bahasa Yunani: Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Pemikiran beliau terjadi dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih
belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut,
kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum
mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain
kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran,
dan Ilmu Alam.
B. Kritik dan Saran
Dalam berusaha melengkapi makalah ini, tentu ada sesuatu yang
kurang dan kami sebagai penulis baik dari pembahasan ataupun dari segi tulisan
menyadari akan hal demikian. Maka dari itu kami akan berusaha lebih baik dengan
selalu mengedapankan sumber-sumber yang lebih layak sebagai reverensi.
Kami sangatlah mengharapkan masukan baik berupa kritik ataupun
saran sehingga dapat menjadi sebuah instropeksi dari karya kami juga sebagai
semangat dan landasan baru untuk terus berinovasi dalam berkarya.
“Tiada ada yang
sempurna, bila ketidak sempurnaan tak pernah ditemui dan disadari.”s
Walaupun demikian, kami sangat berharap karya ini dapat menjadi
salah satu acuan dalam pembelajaran terutama sebagai reverensi untuk dalam mata
kuliah Filsafat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Hatta Muhammad, Alam pikiran yunani (Jakarta:Universitas Indonesia,
1986).
Achmadi Asmoro,
Filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008).
Soemargono
Soejono, berfikir secara kefilsafatan
(Yogyakarta:Nur Cahaya,1984)
Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta:
Lembaga Penerbitan FEUI.
Bertens, Kees. Sejarah
Filsafat Yunani. Kanisius. 1999. Yogyakarta.
Ferguson, Wallace K.,
and Geoffrey Bruun. A Survey of European Civilization (4th
Ed), pg. 38-39. Houghton Mifflin Company / Boston, 1969, USA.
Rakhmat, Ioanes.
Sokrates dalam Tetralogi Plato: Sebuah Pengantar dan Terjemahan Teks. Gramedia.
2009. Jakarta.
Yenne, Bill. 100 Pria
Pengukir Sejarah Dunia (hal 32-33). Alih bahasa: Didik Djunaedi. PT. Pustaka
Delapratasa, 2002, Jakarta.
Yenne, Bill. 100
Pria Pengukir Sejarah Dunia (hal 38-39). Alih bahasa: Didik Djunaedi.
PT. Pustaka Delapratasa, 2002, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar